Selasa, 30 Agustus 2016

Aku Kagum






Tak banyak hal yang bisa ku katakan ketika rasa kagum itu ada,
Seakan membuatku semangat dalam penantian
Aku kagum itu saja,
 
Aku disini menjaga mu tanpa menjagamu
Cukup, aku mengagumi mu dari jauh
Aku disini Melindungi mu tanpa melindungi mu
Cukup, aku mengagumi mu dari jauh
Aku disini melihat mu tanpa pernah menyapa mu
Cukup, aku mengagumi mu dari jauh
Aku disini beradu sama rasa kagum ku padamu sejak lama
Cukup, aku mengagumi mu dari jauh

Aku pernah terluka dalam perasaan ini, karena terlalu berharap pada hati yang tak menentu, ahh itu masa lalu
Aku hijrah,
 
Allah mengarahkan hati ku pada-Nya, tak ku sangka hati berlabuh pada sebuah rasa kagum ku padamu
Hati mana yang tak bisa menolak jika tertuju pada dia? Dia yang ku kagumi sejak lama
Hati mana yang tak menangis jika bersimpuh pada pencipta-Nya tentang mu?
Ahh berlebihan, aku terlalu kagum padamu hingga harapan menggunung tinggi

Kini, rasa kagum itu masih ada sekian lama
 
Dan semakin aku kagum semakin aku mendekatkan diriku pada-Nya
Kagum itu apa? Bahkan aku tak bisa mengatakannya karena kagum ku padamu
Wanita mana yang tak kagum?
Wanita mana yang rela menolak mu datang kerumah?
Wanita mana yang tak mendoakan mu?
Ahh kurasa aku sekali lagi berlebihan terhadap rasa kagum ku

Maafkan hati ku yang masih saja berlabuh di persinggahan yang ku sebut Aku kagum
Jika Allah tak menakdirkan kagum ini ku sampaikan padamu, izinkan aku mendoakan mu saja
Jika Allah hanya mengizinkan ku untuk terus kagum pada mu, tak apa rasa terluka itu memang harus ku terima sejak rasa ini ada
Harus ku maafkan hatiku ini, yang telah siap untuk terluka

Tiba-tiba terdengar adzan itu, adzan magrib
Siapakah dia?
Dia yang ku kagumi

Pict: ndyintkml.
 
Kontribusi oleh
 
@husnulhoy

#duniajilbab


from instagram.com/duniajilbab

Minggu, 28 Agustus 2016

Ayah





Ayah

by *Nayoon

 

Aku ingin kembali kecil lagi, 

aku ingin menjadi manja kembali seperti anak kecil. 

Aku merindukan masa masa itu. 

Di peluk dan cium oleh mu, dimanja oleh mu, 

apapun yang kumau kau selalu berikan padaku. 

Melindungiku selalu, karena aku anakmu yang sangat kau sayang. 

Aku malah takut untuk dewasa karena mu. 

Karena apapun yang kulakukan akan berimbas kepada mu. 

Selain aku yang mempertanggungjawabkan perbuatan ku kau juga bertanggung jawab terhadap ku, anak perempuan mu. 

Aku selalu ingin ikuti perintah Nya dan kamu ayahku. 

Aku gak mau kau terseret ke neraka karena ku. 

Air mata menetes takut akan itu. 

Takut karena aku akan menyusahkan mu ayah. 

Aku akan selalu berusaha mengikuti apa katamu ayah. 

Mengikuti langkahmu. Melakukan apa yang kau mau. Mendengarkan nasehatmu. 

Mengingat semua yang kau katakan kepadaku. 

Ku kesampingkan keinginanku. 

Kukabulkan dahulu ingin mu. 

Membahagiakanmu. 

Sukses untukmu.

Senin, 15 Agustus 2016

Memories
















FF (Fanfiction) "MAAF" by Fairy –V’SeLóNa

FF (Fanfiction) "MAAF" by Fairy –V’SeLóNa




Author                 : Fairy –V’SeLóNa
Main Cast            : Lu Han (ex EXO-M)
                               Shin Hyo Jin – OC (EXO-L)
Genre                   : Family, School Romance
Leght                    : Ficlet
Tittle                     : Mianhae..
               
 Ini Ficlet from my friend. gomawo jeongmal... joahyo jinjaroo Ryena-ssi

Kyungsan Senior High School
-Author POV-
Gadis cantik berambut cokelat itu tampak sangat gusar. Entah keberapa belas kalinya gadis itu menoleh ke arah pintu masuk ruangan besar itu. Terlihat seperti menunggu seseorang, tetapi orang yang ia tunggu belum menampakkan batang hidungnya sedikitpun sejak tadi. Teman-temannya bahkan sudah pulang sejak satu jam yang lalu. Ani, ini bahkan sudah hampir dua jam.
Hyo Jin menyandarkan badannya ke cermin besar yang menempel di dinding ruangan itu. Gadis itu menghela napas kasar. Lalu segera melemparkan tasnya, kesal. Tentu saja. Namja rusa itu benar-benar..
Ia kembali melihat jam digital putih yang melingkar dipergelangan tangannya. Jam 16.00 KST. Cukup sudah.. Kali ini ia sudah tidak bisa mentolerirnya lagi. Namja itu sudah terlambat satu jam lebih. Dan bahkan tidak mengirim pesan atau semacamnya.
Selama ini, ia juga bisa mengerti jika laki-laki itu sering terlambat saat menjemputnya, menemuinya atau bahkan di kencan mereka. Ia paham jika laki-laki itu sibuk, sangat sibuk karena dia adalah Lu Han. Seorang mahasiswa bisnis, model sekaligus vokalis band terkenal di universitasnya. Jadi sangat wajar jika Luhan tiba-tiba menelponnya dan membatalkan kencan mereka karena ada jadwal mendadak dan sebagainya.
“Ya.. apa yang kau lakukan disini?” Hyojin menoleh ke sumber suara dan mendapati seorang namja tampan sedang tersenyum menatapnya dari depan pintu. Jung Ho Seok.
“Hm.. hanya.. menunggu seseorang”, Hoseok mengernyit, lalu berjalan mendekati Hyojin yang terduduk lemah ditepi dinding kaca. Sepertinya gadis itu benar-benar sedang kecewa berat.
“Kau menunggu Luhan hyung? Apa dia masih belum datang?”
“Molla… mungkin dia tidak akan datang!”ucap Hyojin kesal. Hoseok tersenyum geli, lalu mengulurkan tangannya kedepan gadis itu.
“Khaja.. biar ku antar kau pulang..”
“Ah.. gomawo, tapi kurasa aku bisa pulang sendiri, Hoseok-ah”tolak Hyojin pelan,
“Kau yakin? Kau masih akan tetap menunggunya?”tanya Hoseok tak yakin.
“Ne, aku tidak mau merepotkan mu”
“Hm, geurae.. kalau kau berubah pikiran kau bisa langsung menghubungi ku, ne?” Hyojin tersenyum lebar menatap Hoseok lalu mengacungkan jempolnya. Sedetik kemudian namja itu mengacak rambut coklat Hyojin sebelum kembali meninggalkan Hyojin sendiri.

-Author POV END-

oooOOOooo

-Hyo Jin POV-

“Aissshhh…. Kemana namja gila itu???”
“Apa dia melupakan janji yang ia buat sendiri?”
“Yaaakkkk… Nappeun neom!”
“Aisshhh..”,pekik Hyojin frustasi. Ia sudah menunggu selama dua jam dan namja itu belum juga muncul. Benar-benar keterlaluan. Ya, namja itu, namjachingunya selama 3 tahun terakhir ini. Lu Han. Namja tampan bermata rusa, yang memiliki jadwal kepadatan yang luar bisa, Over Schedule. Ia paham jika namja itu sibuk. Dan memiliki sesuatu yang lebih penting. Tapi tidakkah laki-laki itu mengerti perasaannya sekarang? Tidakkah laki-laki itu merasa perasaaan juga termasuk hal penting? Ia memang tidak bisa dibandingkan dengan kuliah, pekerjaan atau band penting Luhan.. tapi setidaknya, laki-laki ityu bisa sedikit menghargai perasaan nya sebagai yeoja chingunya dan waktunya.. Apa laki-laki itu benar-benar tidak paham?
Hyojin merasakan matanya memanas. Ia agak menyesal karena tidak menerima tawaran Hoseok tadi. Ia yakin, semakin lama ia disini, pikiran dan hatinya akan semakin kacau. Gadis itu segera berdiri dan melangkah cepat menuju gerbang sekolahnya. Ia sudah tidak peduli jika ada siswa yang melihat keadaannya saat ini. Yang ada dipikirannya hanya pulang dan menangis sepuasnya lalu menelpon namja kejam itu dan memutuskan hubungan mereka. Ia sudah tidak tahan jika namja itu akan seperti terus menerus.
Sekilas ia menangkap sosok yang sangat ia kenali didepan gerbang sekolahnya. Tapi gadis itu sudah tidak peduli. Ia yakin itu hanya ilusinya saja, karena terlalu terbawa perasaan. Hyojin semakin mempercepat langkahnya menuju gerbang saat tiba-tiba tangan kanan nya ditarik kuat oleh seseorang.
“YAK! Lepaskan!”pekik Hyojin.
“Hyojin-ah…”
“Yak! Aissh.. kebilang lepaskan! YAK!”
“Hyojin-ah…”Hyo jin meronta sebisanya. Gadis itu benar-benar kesal pada namja yang masih memegang tangannya. Lu Han. Namja itu bukannya melepaskan tangan Hyojin, ia malah semakin mengeratkan pegangannya.
“Yak.. untuk apa kau datang lagi, huh?” ujar gadis itu lirih. Sedetik kemudian ia sudah menangis dan menatap Luhan tajam.
“Hyo-ah.. gwaenchana?” tanya Luhan, laki-laki itu mengulurkan tangannya berusaha menghapus air mata gadis itu yang masih mengalir. Tapi gadis itu sudah terlebih dahulu menepis tangannya dan menyeka kasar air matanya.
“Kau masih mengkhawatirkanku, oppa? Apa kau tidak sadar atas apa yang kau lakukan padaku, huh?”
Luhan menatap Hyojin bingung, ia benar-benar tidak mengerti maksud gadis nya ini,”Mwoya?”
Hyojin tersenyum sinis, air matanya kembali mengalir. Luhan semakin khawatir melihatnya.
“Apa oppa lupa, atau pura-pura lupa?”
“Yaa.. Shin Hyo Jin.. mwo a neun geoya? Aku benar-benar tidak mengerti”, tanya Luhan frustasi.
Hyojin sudah tidak tahan melihat wajah polos Luhan, ia segera beranjak meninggalkan laki-laki itu. Tapi, lagi-lagi Luhan menahan tangannya, kali ini bahkan lebih kuat.
“Apa salahku Hyo-ah.. marhae!”
“Yakk! oppa.. aku tau, aku tidak begitu penting bagimu jika dibandingkan dengan kuliah atau pekerjaanmu! Tapi kumohon, hargai sedikit perasaan ku! Arra!?”pekik hyojin kesal. Luhan terdiam. Apa maksud gadis ini?
“Aku tidak mengerti maksud-”
“Oh! Apa oppa masih tidak mengerti jika ku katakan bahwa aku sudah menunggumu sejak 2 jam yang lalu?”
“Mwo? Kau menunggu ku? Dimana?”
“Aisshhh… itu sudah tidak penting lagi oppa!”gumam Hyojin frustasi. Namja ini, bukannya memberikan alasan atau semacamnya, malah menanyakan dimana ia menunggunya. Benar-benar…
“Yaakk… kau menungguku dimana?” luhan kembali menahan tangannya. Hyojin tampak meringis sakit, melihat itu luhan sedikit melonggarkan cengkraman tangannya.
Hyojin semakin kesal, ia merasa kepala nya seakan-akan ingin meledak melihat namja didepannya ini, “Apa itu penting?!”
“Apa kau menunggu ku di ruang vocal?”tanya Luhan was-was.
“Ne! TENTU SAJA! Memangnya dimana lagi aku selalu menunggumu selama ini, huh?”
Luhan terdiam menatap Hyojin yang masih tampak sangat kesal. Ia lalu melepaskan cengkramannya pada tangan gadis itu.
“Mianhae” 
……
 “Jeongmal mianhae.. Hyo-ah”
Hyojin membuang pandangannya, gadis itu menangis lagi. Kali ini terlihat sangat kecewa. Ia segera berbalik memunggungi Luhan, seakan ingin segera beranjak meninggalkan namja itu.
“Mianhae..”
“Karena aku tidak mengatakan padamu kalau aku juga menunggumu disini”
MWO??
Hyojin menghentikan langkahnya, dengan cepat berbalik melihat namja yang kini menatapnya dengan tatatpan bersalah. Ia mengernyit bingung. Sementara air matanya tampak masih menggenang disudut mata gadis itu, “Ma-maksud oppa?”
Luhan tersenyum, merasa bersalah, lalu maju mendekat dan menyeka pelan sisa air mata gadis itu.
“Mianhae, aku lupa mengatakan kalau aku akan menunggumu didepan gerbang, ku pikir kau sudah tau”
“Ye?”
“Ku pikir, kau masih ada pelajaran tambahan atau kegiatan, makanya aku hanya menunggu mu didepan sini..”
“Mwo?? Oppa.. menungguku sejak kapan?”
“Sejak awal jam pulang sekolah”jawab Luhan enteng.
Mwo?
Hyojin tercengang. Sejak awal jam pulang sekolah, itu artinya sejak dua jam yang lalu. Saat itu ia juga sedang menunggu Luhan di ruang vocal. Tetapi…
“Kenapa oppa tidak menghubungi ku atau mengirim pesan padaku?”
“Yaa.. nomormu tidak bisa dihubungi, kau tau..aku sudah puluhan bahkan ratusan kali menelponmu..”protes Luhan.
“MWO??” Hyojin semakin bingung. Gadis itu lalu membuka tasnya dan melihat IPhone nya yang mati. Omo! Bukankah sejak tadi siang IPohenya mati karena lowbat? Aisshhh…  Dan ia sudah menuduh Luhan yang tidak-tidak. Kemudian memarahinya dan aigoo… benar-benar memalukan…
Hyojin merasa wajahnya memanas. Kali ini perasaan kesalnya sudah menguap seketika, terganti dengan perasaan malu luar biasa. Sampai-sampai ia tidak sanggup mengangkat wajahnya untuk menatap Luhan. Sangat memalukan dan konyol. Ia tidak sanggup mengingat apa yang telah ia lakukan tadi. Gadis itu terus menunduk, memainkan ujung seragamnya, gugup.
Luhan berusaha menahan tawanya melihat kegugupan dan wajah memerah gadis itu. Perbedaan drastis. Padahal beberapa menit yang lalu gadis itu masih berteriak kesal padanya dan sekarang, sepertinya mengangkat wajah nya saja tidak sanggup. Jika tidak saat kondisi seperti ini, ia pasti sudah mentertawakan gadis ini. Laki-laki itu tidak bisa menahan senyum dan ide jahil yang berputar di otaknya.
“Ehm… kau tau aku juga sudah menunggu mu selama dua jam..”ia sengaja menggantungkan ucapannya saat melihat gadis dihadapannya semakin menunduk. Luhan menaikkan alisnya,
Lalu kembali melanjutkan,“Jadi, bukankah seharusnya aku juga berhak mengomelimu..”
“Mianhae”ujar Hyojin cepat, tapi masih menunduk malu.
“Yaa… aku tidak mendengarnya..katakan dengan baik dan jelas, arra!”
Hyojin mendelik kesal. Namja ini.. aishhh…
“MIANHAE LUHAN OPPA.. JEONGMAL MIANHAE! Puas?! huh” Hyojin segera berbalik. Berusaha menyembunyikan wajah malunya. Sedetik kemudian Luhan dengan cepat menarik gadis itu kedalam pelukannya. Lalu tersenyum lebar.
“Nado mianhae ..” Hyojin terdiam, kemudian tersenyum mendengar permintaan maaf tulus Luhan.
“Saranghae.. jeongmal saranghaeyo chagiya..”

ooooOOENDOOooooo


Best regards
-V’SeLóNa-