FF (Fanfiction) "MAAF" by Fairy –V’SeLóNa
Author :
Fairy –V’SeLóNa
Main Cast : Lu Han (ex EXO-M)
Shin Hyo Jin – OC (EXO-L)
Genre :
Family, School Romance
Leght :
Ficlet
Tittle :
Mianhae..
Ini Ficlet from my friend. gomawo jeongmal... joahyo jinjaroo Ryena-ssi
Kyungsan Senior
High School
-Author POV-
Gadis cantik
berambut cokelat itu tampak sangat gusar. Entah keberapa belas kalinya gadis
itu menoleh ke arah pintu masuk ruangan besar itu. Terlihat seperti menunggu
seseorang, tetapi orang yang ia tunggu belum menampakkan batang hidungnya
sedikitpun sejak tadi. Teman-temannya bahkan sudah pulang sejak satu jam yang
lalu. Ani, ini bahkan sudah hampir dua jam.
Hyo Jin
menyandarkan badannya ke cermin besar yang menempel di dinding ruangan itu.
Gadis itu menghela napas kasar. Lalu segera melemparkan tasnya, kesal. Tentu
saja. Namja rusa itu benar-benar..
Ia kembali melihat jam digital putih
yang melingkar dipergelangan tangannya. Jam 16.00 KST. Cukup sudah.. Kali ini
ia sudah tidak bisa mentolerirnya lagi. Namja itu sudah terlambat satu jam
lebih. Dan bahkan tidak mengirim pesan atau semacamnya.
Selama ini, ia
juga bisa mengerti jika laki-laki itu sering terlambat saat menjemputnya,
menemuinya atau bahkan di kencan mereka. Ia paham jika laki-laki itu sibuk,
sangat sibuk karena dia adalah Lu Han. Seorang mahasiswa bisnis, model
sekaligus vokalis band terkenal di universitasnya. Jadi sangat wajar jika Luhan
tiba-tiba menelponnya dan membatalkan kencan mereka karena ada jadwal mendadak
dan sebagainya.
“Ya.. apa yang
kau lakukan disini?” Hyojin menoleh ke sumber suara dan mendapati seorang
namja tampan sedang tersenyum menatapnya dari depan pintu. Jung Ho Seok.
“Hm.. hanya..
menunggu seseorang”, Hoseok mengernyit, lalu berjalan mendekati Hyojin yang
terduduk lemah ditepi dinding kaca. Sepertinya gadis itu benar-benar sedang
kecewa berat.
“Kau menunggu
Luhan hyung? Apa dia masih belum datang?”
“Molla… mungkin
dia tidak akan datang!”ucap Hyojin kesal. Hoseok tersenyum geli, lalu
mengulurkan tangannya kedepan gadis itu.
“Khaja.. biar ku
antar kau pulang..”
“Ah.. gomawo,
tapi kurasa aku bisa pulang sendiri, Hoseok-ah”tolak Hyojin pelan,
“Kau yakin? Kau
masih akan tetap menunggunya?”tanya Hoseok tak yakin.
“Ne, aku tidak
mau merepotkan mu”
“Hm, geurae..
kalau kau berubah pikiran kau bisa langsung menghubungi ku, ne?” Hyojin
tersenyum lebar menatap Hoseok lalu mengacungkan jempolnya. Sedetik kemudian
namja itu mengacak rambut coklat Hyojin sebelum kembali meninggalkan Hyojin sendiri.
-Author POV END-
-Hyo Jin POV-
“Aissshhh….
Kemana namja gila itu???”
“Apa dia
melupakan janji yang ia buat sendiri?”
“Yaaakkkk…
Nappeun neom!”
“Aisshhh..”,pekik Hyojin frustasi. Ia sudah menunggu selama dua jam dan namja itu belum juga
muncul. Benar-benar keterlaluan. Ya, namja itu, namjachingunya selama 3 tahun
terakhir ini. Lu Han. Namja tampan bermata rusa, yang memiliki jadwal
kepadatan yang luar bisa, Over Schedule. Ia paham jika namja itu sibuk. Dan
memiliki sesuatu yang lebih penting. Tapi tidakkah laki-laki itu mengerti
perasaannya sekarang? Tidakkah laki-laki itu merasa perasaaan juga termasuk hal
penting? Ia memang tidak bisa dibandingkan dengan kuliah, pekerjaan atau band
penting Luhan.. tapi setidaknya, laki-laki ityu bisa sedikit menghargai
perasaan nya sebagai yeoja chingunya dan waktunya.. Apa laki-laki itu
benar-benar tidak paham?
Hyojin merasakan
matanya memanas. Ia agak menyesal karena tidak menerima tawaran Hoseok tadi. Ia
yakin, semakin lama ia disini, pikiran dan hatinya akan semakin kacau. Gadis
itu segera berdiri dan melangkah cepat menuju gerbang sekolahnya. Ia sudah
tidak peduli jika ada siswa yang melihat keadaannya saat ini. Yang ada dipikirannya
hanya pulang dan menangis sepuasnya lalu menelpon namja kejam itu dan
memutuskan hubungan mereka. Ia sudah tidak tahan jika namja itu akan seperti
terus menerus.
Sekilas ia
menangkap sosok yang sangat ia kenali didepan gerbang sekolahnya. Tapi gadis
itu sudah tidak peduli. Ia yakin itu hanya ilusinya saja, karena terlalu
terbawa perasaan. Hyojin semakin mempercepat langkahnya menuju gerbang saat
tiba-tiba tangan kanan nya ditarik kuat oleh seseorang.
“YAK!
Lepaskan!”pekik Hyojin.
“Hyojin-ah…”
“Yak! Aissh..
kebilang lepaskan! YAK!”
“Hyojin-ah…”Hyo
jin meronta sebisanya. Gadis itu benar-benar kesal pada namja yang masih
memegang tangannya. Lu Han. Namja itu bukannya melepaskan tangan Hyojin, ia
malah semakin mengeratkan pegangannya.
“Yak.. untuk apa
kau datang lagi, huh?” ujar gadis itu lirih. Sedetik kemudian ia sudah menangis
dan menatap Luhan tajam.
“Hyo-ah..
gwaenchana?” tanya Luhan, laki-laki itu mengulurkan tangannya berusaha
menghapus air mata gadis itu yang masih mengalir. Tapi gadis itu sudah terlebih
dahulu menepis tangannya dan menyeka kasar air matanya.
“Kau masih
mengkhawatirkanku, oppa? Apa kau tidak sadar atas apa yang kau lakukan padaku,
huh?”
Luhan menatap Hyojin bingung, ia benar-benar tidak mengerti maksud gadis nya ini,”Mwoya?”
Hyojin tersenyum
sinis, air matanya kembali mengalir. Luhan semakin khawatir melihatnya.
“Apa oppa lupa,
atau pura-pura lupa?”
“Yaa.. Shin Hyo Jin.. mwo a neun geoya? Aku
benar-benar tidak mengerti”, tanya Luhan frustasi.
Hyojin sudah
tidak tahan melihat wajah polos Luhan, ia segera beranjak meninggalkan
laki-laki itu. Tapi, lagi-lagi Luhan menahan tangannya, kali ini bahkan lebih
kuat.
“Apa salahku Hyo-ah.. marhae!”
“Yakk! oppa.. aku
tau, aku tidak begitu penting bagimu jika dibandingkan dengan kuliah atau
pekerjaanmu! Tapi kumohon, hargai sedikit perasaan ku! Arra!?”pekik hyojin kesal. Luhan terdiam. Apa maksud gadis ini?
“Aku tidak
mengerti maksud-”
“Oh! Apa oppa
masih tidak mengerti jika ku katakan bahwa aku sudah menunggumu sejak 2 jam
yang lalu?”
“Mwo? Kau
menunggu ku? Dimana?”
“Aisshhh… itu
sudah tidak penting lagi oppa!”gumam Hyojin frustasi. Namja ini, bukannya
memberikan alasan atau semacamnya, malah menanyakan dimana ia menunggunya.
Benar-benar…
“Yaakk… kau menungguku
dimana?” luhan kembali menahan tangannya. Hyojin tampak meringis sakit,
melihat itu luhan sedikit melonggarkan cengkraman tangannya.
Hyojin semakin
kesal, ia merasa kepala nya seakan-akan ingin meledak melihat namja didepannya
ini, “Apa itu penting?!”
“Apa kau menunggu
ku di ruang vocal?”tanya Luhan was-was.
“Ne! TENTU SAJA!
Memangnya dimana lagi aku selalu menunggumu selama ini, huh?”
Luhan terdiam
menatap Hyojin yang masih tampak sangat kesal. Ia lalu melepaskan cengkramannya
pada tangan gadis itu.
“Mianhae”
……
“Jeongmal mianhae.. Hyo-ah”
Hyojin membuang
pandangannya, gadis itu menangis lagi. Kali ini terlihat sangat kecewa. Ia
segera berbalik memunggungi Luhan, seakan ingin segera beranjak meninggalkan
namja itu.
“Mianhae..”
“Karena aku tidak
mengatakan padamu kalau aku juga menunggumu disini”
MWO??
Hyojin
menghentikan langkahnya, dengan cepat berbalik melihat namja yang kini
menatapnya dengan tatatpan bersalah. Ia mengernyit bingung. Sementara air
matanya tampak masih menggenang disudut mata gadis itu, “Ma-maksud oppa?”
Luhan tersenyum,
merasa bersalah, lalu maju mendekat dan menyeka pelan sisa air mata gadis itu.
“Mianhae, aku
lupa mengatakan kalau aku akan menunggumu didepan gerbang, ku pikir kau sudah
tau”
“Ye?”
“Ku pikir, kau
masih ada pelajaran tambahan atau kegiatan, makanya aku hanya menunggu mu
didepan sini..”
“Mwo?? Oppa..
menungguku sejak kapan?”
“Sejak awal jam
pulang sekolah”jawab Luhan enteng.
Mwo?
Hyojin
tercengang. Sejak awal jam pulang sekolah, itu artinya sejak dua jam yang lalu.
Saat itu ia juga sedang menunggu Luhan di ruang vocal. Tetapi…
“Kenapa oppa
tidak menghubungi ku atau mengirim pesan padaku?”
“Yaa.. nomormu
tidak bisa dihubungi, kau tau..aku sudah puluhan bahkan ratusan kali
menelponmu..”protes Luhan.
“MWO??” Hyojin
semakin bingung. Gadis itu lalu membuka tasnya dan melihat IPhone nya yang
mati. Omo! Bukankah sejak tadi siang IPohenya mati karena lowbat? Aisshhh… Dan ia sudah menuduh Luhan yang tidak-tidak.
Kemudian memarahinya dan aigoo… benar-benar memalukan…
Hyojin merasa
wajahnya memanas. Kali ini perasaan kesalnya sudah menguap seketika, terganti
dengan perasaan malu luar biasa. Sampai-sampai ia tidak sanggup mengangkat
wajahnya untuk menatap Luhan. Sangat memalukan dan konyol. Ia tidak sanggup
mengingat apa yang telah ia lakukan tadi. Gadis itu terus menunduk, memainkan
ujung seragamnya, gugup.
Luhan berusaha
menahan tawanya melihat kegugupan dan wajah memerah gadis itu. Perbedaan
drastis. Padahal beberapa menit yang lalu gadis itu masih berteriak kesal padanya
dan sekarang, sepertinya mengangkat wajah nya saja tidak sanggup. Jika tidak
saat kondisi seperti ini, ia pasti sudah mentertawakan gadis ini. Laki-laki itu
tidak bisa menahan senyum dan ide jahil yang berputar di otaknya.
“Ehm… kau tau aku
juga sudah menunggu mu selama dua jam..”ia sengaja menggantungkan ucapannya
saat melihat gadis dihadapannya semakin menunduk. Luhan menaikkan alisnya,
Lalu kembali
melanjutkan,“Jadi, bukankah seharusnya aku juga berhak mengomelimu..”
“Mianhae”ujar Hyojin cepat, tapi masih menunduk malu.
“Yaa… aku tidak
mendengarnya..katakan dengan baik dan jelas, arra!”
Hyojin mendelik
kesal. Namja ini.. aishhh…
“MIANHAE LUHAN
OPPA.. JEONGMAL MIANHAE! Puas?! huh” Hyojin segera berbalik. Berusaha
menyembunyikan wajah malunya. Sedetik kemudian Luhan dengan cepat menarik gadis
itu kedalam pelukannya. Lalu tersenyum lebar.
“Nado mianhae ..”
Hyojin terdiam, kemudian tersenyum mendengar permintaan maaf tulus Luhan.
“Saranghae..
jeongmal saranghaeyo chagiya..”
ooooOOENDOOooooo
Best regards
-V’SeLóNa-