Selasa, 09 Agustus 2016

Di Batas Sunyi by Azhar Nurun Ala



 


Di Batas Sunyi


Azhar Nurun Ala


Aku selalu merasa cukup memandangmu dari sudut ini. Dari balik dinding hatiku yang kadang runtuh diterpa sapa, atau sekadar senyum. Menghayati sesosok bidadari dengan cara yang paling sulit dimengerti.
Kala kau menatap, itulah kala kuharus terpejam—aku tak sanggup. Kala kau bersuara adalah kala kuharus menutup telinga, menjauh, atau bersembunyi di balik dinding paling kedap suara yang bisa kutemui. Engkau adalah sejumput keindahan dari milyaran anugrah tuhan, representasi keteduhan abadi tak terperi.
Aku ingin bertengger di batas kesunyian. Menikmati kepecundangan ini sendirian. Biar tak ada yang tahu.
Jiwaku berhamburan tak teratur. Aku makin melantur. Hanya ingin tidur, dan bermimpi, kalau saja aku tiba-tiba mati lalu masuk surga. Melewati semuanya tanpa harus merasa pedih. Adakah kamu di sana merasakannya? Getaran-getaran yang berbicara: ‘aku ingin ada kamu di sini. Bercerita, bercanda, atau sekadar bertatapan.’
Aku selalu memandangmu teduh, tanpa tahu kau pandang apa aku. Tanpa tahu hitam atau putihkah aku di matamu.
Dan kini semua berujung pada perjanjian suci antara aku dan huruf-huruf—agar tetap tiada yang tahu.

artikel lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar